Jakarta detik -Penjualan listrik oleh PT PLN (Persero) sepanjang 2015 hanya tumbuh 2,2% dari penjualan pada 2014. Penjualan tersebut meleset dari target pertumbuhan penjualan yaitu 5,6%. Pertumbuhan penjualan 2015 bahkan menjadi yang paling rendah selama 10 tahun terakhir.
"Tahun 2015 pertumbuhan penjualan listrik hanya 2,2% secara year on year dibanding dengan tahun 2014. Target pertumbuhan penjualan 2015 sebesar 5,6%. Bagi kami ini cukup rendah dan paling rendah selama 10 tahun terakhir," kata Kepala Divisi Niaga, PLN, Benny Marbun dalam jumpa pers di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (7/1/2015).
Benny menyampaikan, realisasi penjualan listrik 2015 yaitu sebesar 202 tera watt hour (tWh). Tumbuh 2,2% dari 2014 sekitar 194 tera watt hour (tWh).
Benny menjelaskan, rendahnya pertumbuhan penjualan listrik di 2015 disebabkan karena pertumbuhan penggunaan listrik dari sektor industri sangat kecil. Industri konsumsi listriknya mencapai 35% dari total konsumen, tetapi di tahun 2015 industri tertentu seperti tekstil, alas kaki, dan baja pemakaian listriknya sangat rendah.
"Tahun 2015 penyebab rendahnya pertumbuhan karena industri relatif tidak tumbuh. Pelanggan bisnis tumbuh 5-6%. Rumah tangga juga relatif stabil. Hanya industri saja yang sempat mengendalikan produksi karena pasarnya berkurang. Terutama industri baja, alas kaki dan tekstil. Industri otomotif, makanan dan minuman itu masih bagus," jelas Benny.
Di2016, Benny mengatakan, PLN lebih optimis bisa meraih target pertumbuhan penjualan hingga 6% melihat kondisi sektor industri yang mulai bangkit.
"Kita targetkan di 2016 tumbuh sekitar 6% dengan realisasi penjualan 225 tera watt hour (tWh). Kita berharap di 2016 ekonomi semakin baik dan konsumsi listrik semakin baik termasuk tadi karena ada diskon di luar pemakaian beban puncak atau di malam hari," ujar Benny.
Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) mencatat konsumsi listrik pada Maret 2015 tumbuh sebesar 3,6 persen dibandingkan Maret 2014.
Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun di Jakarta, Rabu, mengatakan, pada Maret 2015 penjualan listrik tercatat 16,74 Tera Watt hour (TWh), sementara Maret 2014 sebesar 16,16 TWh.
"Penjualan listrik pada Maret 2015 tumbuh cukup menggembirakan yakni 3,6 persen dibanding Maret tahun lalu," katanya.
Sementara, menurut dia, konsumsi listrik selama triwulan pertama 2015 mencapai 48,04 TWh atau tumbuh 2,64 persen dibandingkan periode Januari hingga Maret 2014 yang tercatat 46,81 TWh.
Benny juga mengatakan, pertumbuhan listrik sebesar 2,64 persen tersebut memang lebih rendah dibandingkan periode triwulan pertama 2014 terhadap triwulan pertama 2013 (y-o-y) yang tumbuh hingga 7,58 persen.
"Namun, melihat perkembangan pertumbuhan listrik pada bulan Maret 2015 lalu itu, sepertinya ada harapan ke depan penjualan akan semakin membaik," ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, pada Maret 2015, konsumsi kelompok pelanggan bisnis seperti mal bisa tumbuh 12,9 persen dibanding konsumsi Maret 2014.
Meski, tambahnya, di sisi lain, pertumbuhan pelanggan industri hanya 3,5 persen pada Maret 2015 dibanding Maret 2014.
"Dengan memberikan perhatian khusus dan adanya kemudahan proses penyambungan baru bagi industri dan bisnis, PLN optimis pertumbuhan penjualan pada 2015 akan tercapai," katanya.
Sesuai APBN Perubahan 2015, volume penjualan listrik ditargetkan sebesar 216,39 TWh atau tumbuh sembilan persen dibandingkan APBN Perubahan 2014 yang 198,52 TWh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar